eorang pemuda bernama Abdi bingung karena kedua orang tuanya terus
memaksanya untuk cepat menikah. Ibunya selalu bertanya,” Kapan kamu
menikah? Ibu sudah merindukan seorang cucu.”
Abdi bingung bukan karena ia tidak memiliki calon. Abdi bingung juga bukan karena ia belum siap untuk menikah. Abdi bingung justru karena ia sudah memiliki calon, tepatnya dua calon. Abdi bingung menentukan siapa yang cocok untuk menjadi istrinya. Ada Astrid dan Rani. Keduanya adalah perempuan yang baik hati. Keduanya rajin solat lima waktu. Keduanya baik hati dan suka menolong. Singkatnya, kedua perempuan itu memiliki hati yang sangat istimewa. Paling penting, keduanya mencintai Abdi dengan tulus.
Perbedaan mencolok dari keduanya: Astrid adalah seorang perempuan yang cantik sementara Rani adalah seorang perempuan yang kaya raya.
Astrid memiliki wajah yang begitu cantik dan tubuh yang aduhai. Sejak dulu Astrid selalu menjadi kembang desa dan karena kecantikannya Astrid sering kali dibandingkan dengan para artis sinetron ibukota. Sementara itu Rani adalah anak tunggal dari seorang pengusaha ekspor impor yang sangat sukses. Ayahnya sudah tua dan sebentar lagi akan mewariskan seluruh kekayaannya kepada Rani.
Abdi bingung memilih Astrid atau Rani. Abdi pun memutuskan untuk bertanya kepada Orang Bijak.
Abdi harus menempuh perjalanan yang melelahkan untuk bisa menemui Orang Bijak. Sungai dan gunung harus dilewati dengan berjalan kaki. Selama perjalanan udara sangat tidak bersahabat. Kalau siang udara terasa begitu panas sementara di malam hari udara menjadi begitu dingin. Abdi menghabiskan waktu tiga hari dan dua malam hingga akhirnya sampai di tempat pertapaan Orang Bijak.
Abdi pun segera menceritakan masalah yang sedang ia hadapi. Orang Bijak mendengar cerita Abdi dengan seksama. Akhirnya Orang Bijak berkata, “Mudah saja.”
Abdi pun tersenyum. “Jadi saya harus memilih yang mana?”
Orang Bijak langsung menjawab, “Pilih yang kaya!”
Abdi menjadi bingung. Ia merenungi jawaban Orang Bijak untuk sesaat lalu bertanya, “Kenapa mesti yang kaya? Rani memang baik, tapi Astrid juga baik dan ia sangat cantik. Sumpah deh. Jadi yang kaya nih?”
“Iya yang kaya,” jawab Orang Bijak dengan sangat yakin.
“Tapi nanti saya dibilang cowok matre lagi. Tengsin dong.”
“Yah itu kan omongan orang, cuekin saja. Kalau kamu pilih yang cantik itu namanya egois,” ujar Orang Bijak. Kali ini ia menjawab sembari memejamkan kedua matanya.
“Loh kok egois?” Tanya Abdi penasaran dengan jawaban Orang Bijak.
seOrang bijak lalu menjawab, “Iya egois. Karena kalau kamu memilih yang cantik hanya kamu yang bisa menikmati kecantikannya. Itu namanya egois. Orang lain seperti keluarga dan teman kamu tidak mendapat apa-apa, yang ada justru membuat orang lain iri. Sementara kalau kamu memilih yang kaya kamu bisa menggunakan hartanya untuk berbuat baik kepada orang lain. Kamu bisa membantu keluarga kamu, orang miskin, dan anak yatim.”
“Jadi saya harus menikahi yang kaya?” Tanya Abdi sekali lagi.
“Iya yang kaya!” Jawab Orang Bijak dengan penuh keyakinan tinggi.
Pesan moral dari tulisan di atas: Jangan datang ke dukun (Orang Bijak) untuk urusan cinta
Abdi bingung bukan karena ia tidak memiliki calon. Abdi bingung juga bukan karena ia belum siap untuk menikah. Abdi bingung justru karena ia sudah memiliki calon, tepatnya dua calon. Abdi bingung menentukan siapa yang cocok untuk menjadi istrinya. Ada Astrid dan Rani. Keduanya adalah perempuan yang baik hati. Keduanya rajin solat lima waktu. Keduanya baik hati dan suka menolong. Singkatnya, kedua perempuan itu memiliki hati yang sangat istimewa. Paling penting, keduanya mencintai Abdi dengan tulus.
Perbedaan mencolok dari keduanya: Astrid adalah seorang perempuan yang cantik sementara Rani adalah seorang perempuan yang kaya raya.
Astrid memiliki wajah yang begitu cantik dan tubuh yang aduhai. Sejak dulu Astrid selalu menjadi kembang desa dan karena kecantikannya Astrid sering kali dibandingkan dengan para artis sinetron ibukota. Sementara itu Rani adalah anak tunggal dari seorang pengusaha ekspor impor yang sangat sukses. Ayahnya sudah tua dan sebentar lagi akan mewariskan seluruh kekayaannya kepada Rani.
Abdi bingung memilih Astrid atau Rani. Abdi pun memutuskan untuk bertanya kepada Orang Bijak.
Abdi harus menempuh perjalanan yang melelahkan untuk bisa menemui Orang Bijak. Sungai dan gunung harus dilewati dengan berjalan kaki. Selama perjalanan udara sangat tidak bersahabat. Kalau siang udara terasa begitu panas sementara di malam hari udara menjadi begitu dingin. Abdi menghabiskan waktu tiga hari dan dua malam hingga akhirnya sampai di tempat pertapaan Orang Bijak.
Abdi pun segera menceritakan masalah yang sedang ia hadapi. Orang Bijak mendengar cerita Abdi dengan seksama. Akhirnya Orang Bijak berkata, “Mudah saja.”
Abdi pun tersenyum. “Jadi saya harus memilih yang mana?”
Orang Bijak langsung menjawab, “Pilih yang kaya!”
Abdi menjadi bingung. Ia merenungi jawaban Orang Bijak untuk sesaat lalu bertanya, “Kenapa mesti yang kaya? Rani memang baik, tapi Astrid juga baik dan ia sangat cantik. Sumpah deh. Jadi yang kaya nih?”
“Iya yang kaya,” jawab Orang Bijak dengan sangat yakin.
“Tapi nanti saya dibilang cowok matre lagi. Tengsin dong.”
“Yah itu kan omongan orang, cuekin saja. Kalau kamu pilih yang cantik itu namanya egois,” ujar Orang Bijak. Kali ini ia menjawab sembari memejamkan kedua matanya.
“Loh kok egois?” Tanya Abdi penasaran dengan jawaban Orang Bijak.
seOrang bijak lalu menjawab, “Iya egois. Karena kalau kamu memilih yang cantik hanya kamu yang bisa menikmati kecantikannya. Itu namanya egois. Orang lain seperti keluarga dan teman kamu tidak mendapat apa-apa, yang ada justru membuat orang lain iri. Sementara kalau kamu memilih yang kaya kamu bisa menggunakan hartanya untuk berbuat baik kepada orang lain. Kamu bisa membantu keluarga kamu, orang miskin, dan anak yatim.”
“Jadi saya harus menikahi yang kaya?” Tanya Abdi sekali lagi.
“Iya yang kaya!” Jawab Orang Bijak dengan penuh keyakinan tinggi.
Pesan moral dari tulisan di atas: Jangan datang ke dukun (Orang Bijak) untuk urusan cinta
0 komentar:
Posting Komentar