Salah satu tantangan dalam menjalankan cloud computing di Indonesia
adalah menjaga keamanan data pelanggan. Terlebih, Indonesia ada di
posisi nomor dua untuk negara yang sering diserang Distributed Denial of
Service (DDoS).
Tak pelak, cloud yang sedang merangkak tumbuh perlu perlindungan
keamanan yang maksimal. Apalagi, cloud diyakini bakal menjadi primadona
di semua sektor, mulai dari enterprise hingga kalangan usaha kecil dan
menengah (UKM).
Bagi perusahaan jasa keamanan internet, kondisi ini justru jadi
peluang emas. Itu sebabnya, perusahaan CQ Cloud yang didirikan di Korea
Selatan dengan basis operasi di Amerika Serikat, tak ragu-ragu
menjejakkan kakinya di Indonesia.
"Kami baru saja mendirikan CQ Cloud Indonesia beberapa minggu lalu,"
ungkap CEO CQ Cloud, Heon Soo Rhee di Jakarta, Senin (12/3/2012).
"Bersama mitra lokal, Prima Asset, sebagai distributor, kami
optimistis menggarap solusi keamanan teknologi informasi bagi para UKM
karena pasarnya lumayan menjanjikan," lanjutnya.
Ya, penyedia solusi berbasis cloud computing itu menawarkan solusi
keamanan teknologi informasi bagi segmen UKM agar pebisnis kecil -- yang
jumlahnya ratusan ribu di Indonesia -- juga mendapatkan jaminan dalam
menjalankan usahanya.
Heon mengungkapkan, salah satu alasan mengapa pihaknya tertarik untuk
menggarap pasar solusi keamanan di Indonesia, tak lain karena negeri
ini berada di posisi nomor dua yang diserang DDoS.
"Belum lagi trafik data kian tinggi seiring makin banyaknya pengguna internet di Indonesia," kata dia.
Serangan DDos biasanya menggunakan banyak varian mesin dimana saat
satu sistem yang diserang, tidak mengetahui adanya serangan karena
dianggap yang datang adalah trafik normal. Biasanya yang diserang adalah
jaringan dan memboroskan bandwidth.
"Kami akan menggandeng PJI (penyedia jaringan internet) dan IDC
(internet data center) untuk memasarkan solusi Medusa. Sistem ini sangat
efisien dan bisa menekan investasi awal bagi perseroan yang akan
memakainya," jelasnya.
Heon menjelaskan, langkah menggandeng PJI dan IDC akan membuat para
UKM tidak merasakan mengeluarkan investasi untuk membeli solusi karena
sudah bagian dari investasi saat pertama menggunakan sistem. Harga dari
sistem ini diklaim lumayan terjangkau berada di kisaran ratusan ribu
dolar AS.
Nantinya dengan PJI atau IDC akan digunakan konsep pay as you growth,
dimana solusi Medusa akan dibundling dengan layanan yang ditawarkan.
Artinya, mitra akan membayar sesuai dengan trafik yang ada.
"Ini tentu konsep model bisnis yang menarik. Hal yang menjadi
keunggulan dari solusi CQ Cloud adalah, jika ada serangan dari DDoS,
pelaku usaha tidak perlu menyetop layanannya," paparnya.
Langkah CQ Cloud masuk ke Indonesia, seperti diungkapkan Heon,
merupakan salah satu cara untuk menguasai pasar Security Inteligent
Event Management (SIEM) dengan target 5% di pasar global pada 2016
nanti.
Nilai pasar SIEM di Asia pasifik sebesar USD 168 juta pada 2012 dan
diprediksi menjadi USD 367 juta pada 2016. Sedangkan di pasar global
pertumbuhan per tahunnya mencapai 16,65%. Saat ini beberapa pelanggan
dunia dari CQ Cloud adalah KDDI (Jepang) dan SK Telecom (Korea).
0 komentar:
Posting Komentar